Kamis, 14 Agustus 2008

Misi di Sebuah Planet


(cuplikan Muslimonot)

Adapun tentang panduan, kiranya sangat jelas. Bukankah Al-Qur’an dan hadits adalah panduan kita menjalankan segala aktivitas di planet ini? Kita juga berkomunikasi dan melaporkan segala aktivitas kita kepada Allah SWT melalui shalat dan do’a. Tentang komunikasi ini, kiranya malah lebih “canggih” dari film-film atau kisah misi karena tanpa media apapun tapi dijamin Allah pasti mendengar (Tak mungkin sinyal kita tak ditangkap-Nya). Juga, kita tidak membawa perlengkapan yang besar dan rumit. Perlengkapan supercanggih sudah diberikan Allah include dalam tubuh kita, berupa indera dan organ tubuh.

Kita tahu, alat-alat yang otomatis, kecil, atau bahkan tak tampak (nir piranti) justru merupakan bentuk teknologi yang lebih canggih (Seperti wireless, yang lebih canggih dari kabel. Handphone sekarang juga jauh lebih kecil dan tanpa antenna). Oksigen juga langsung dikirim di sini dalam jumlah luar biasa melimpah. Bukan dalam bentuk “kalengan” serta harus digendong seperti para kosmonot Uni Soviet di stasiun luar angkasa MIR dulu. Tidakkah ini semua kecanggihan?! Berikutnya kita berusaha keras agar misi ini berhasil. Kemudian setelah kita meninggalkan planet ini (meninggal dunia), kita akan mempertanggungjawabkan segala hal yang telah kita lakukan di sini kepada Sang Pemberi Tugas. Begitulah yang selama ini kita yakini. Sejenak kita berpikir :


Bukankah saat ini kita telah berhasil menggapai cita-cita kita? Saat ini kita menjalankan sebuah Misi di Sebuah Planet. Saat ini kita jadi Astronot. Bukankah khayalan kita dulu saat ini sudah benar-benar terjadi…? Sekali lagi, bukankah telah berhasil…?!

(Cuplikan MUSLIMONOT)

Tidak ada komentar: